KAK SETO PRIHATIN PEMERKOSAAN ANAK DI BALI
DENPASAR, KOMPAS.com — Kasus pemerkosaan berantai bocah di bawah umur yang terjadi di Bali menimbulkan keprihatinan bagi Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi. Kak Seto, demikian Seto biasa dipanggil, siang ini sekitar pukul 10.00 Wita menemui Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Sutisna guna mengetahui perkembangan pengungkapan kasus tersebut.
"Kami ingin membantu agar polisi bekerja lebih cepat karena persoalan ini cukup serius menyangkut masa depan anak," ujar Seto Mulyadi kepada wartawan di Denpasar, Bali, Senin (19/4/2010).
Selain melakukan audiensi dengan Kapolda Bali, Kak Seto juga akan bertemu dengan gerakan ibu peduli dan anggota Komisi D DPRD Bali untuk membahas kasus pemerkosaan berantai yang pelakunya sampai saat ini masih bergentayangan.
Seperti diberitakan, dalam tiga bulan terakhir terjadi enam kasus pemerkosaan terhadap bocah di bawah umur. Dilihat dari umur para korban, pelaku mengincar anak-anak perempuan berusia 9-12 tahun atau yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Korban terbaru adalah anak berusia 9 tahun, warga Jalan Pulau Moyo, Denpasar. Korban diperkosa di rumahnya setelah pelaku memastikan kedua orangtua korban tidak ada di rumah.
Terkait kasus ini, sejak akhir pekan lalu Gerakan Ibu Peduli telah menggalang ribuan tanda tangan dari masyarakat. Gerakan ini mendesak polisi dan para pemangku kepentingan lainnya di Bali, seperti Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali, segera mengungkap kasus yang sangat meresahkan masyarakat, khususnya kaum ibu, di Denpasar ini, dan menindak pelakunya.
PASCA PEDAGANG SAYUR DIPERKOSA DIANGKOT, ANGKUTAN UMUM DIDEPOK DIOBOK-OBOK
Depok(Pos kota)- pasca aksi pemerkosaan yang dilakukan sopir angkot dan tiga temannya terhadap ibu rumah tangga, angkutan umum didepok diobok-obok aparat, jumat(16/12). Sebanyak 62 petugas diterjunkan untuk menyisir keberadaan sopir tembak. Razia besar-besaran terhadap sopir angkutan umum ini digelar di Terminal Kota Depok dan jalan Margonda. Melibatkan unsur kepolisian, Dinas Perhubungan Depok dan Sie Sarang Subdit Dikyasa Polda Metro Jaya, puluhan aparat merangsek kedalam terminal.
Menurut Kasatlantas Polresta Depok, Kompol Risto Samudra, peningkatan operasi rutin dilakukan setelah terjadinya kasus pemerkosaan didalam angkot yang menimpa Ros(14/12) pagi lalu. “Target dari razia ini adalah sopir dan kendaraan yang tidak layak jalan. Termasuk sopir tembak yang yang kebanyakan tidak memenuhi syarat mengemudi angkutan”, tegas Risto. Dari hasil razia tersebut, sebanyak 87 sopir ditilang dan 11 kendaraan dikandangkan lantaran tidak memiliki kelengkapan surat-surat kendaraan.
KOMPAS | POS KOTA |
Ø Dalam pemilihan katanya lebih baik, sopan, dan lebih memperhatikan etika dalam penulisan. | Ø Dalam pemilihan katanya kurang baik, kata-katanya juga masih banyak yang kurang sopan, dan mengabaikan etika dalam penulisan. |
Ø EYD yang digunakan sudah cukup baik namun masih ada beberapa kata-kata yang belum sesuai dengan kamus besar bahasa indonesia. Contoh : 1. Bergentanyangan seharusnya lebih cocok menggunakan kata berkeliaran 2. Menggalang seharusnya lebih cocok menggunakan kata-kata mengumpulkan 3. Para pemangku kepentingan lainnya seharusnya lebih cocok menggunakan kata-kata orang yang memiliki jabatan. | Ø EYD yang digunakan masih belum baik, karena masih banyak ejaan-ejaan atau kata-kata yang tidak memperhatikan kamus besar bahasa indonesia. Contoh : 1. Sopir angkot seharusnya supir angkutan umum 2. Diobok-obok seharusnya di periksa 3. Diterjunkan seharusnya bisa diganti dengan kata patroli 4. Menyisir seharusnya mencari 5. Sopir tembak seharusnya pelaku kejahatan 6. Dikandangkan seharusnya diganti dengan kata ditahan. |
Ø Dilihat dari segi kalimat yang disajikan dalam berita tersebut, kalimat-kalimatnya sudah cukup jelas dan menggunakan kata-kata baku | Ø Dilihat dari segi kalimat yang disajikan dalam berita tersebut, kalimat-kalimatnya masih banyak yang belum menggunakan kata baku dan masih banyak yang menuliskan kalimat-kalimat kurang sopan. |
Kesimpulan :
Koran yang berharga lebih mahal isi beritanya lebih berkualitas dilihat dari segi pengejaan, etika penulisannya juga sopan, lebih banyak menggunakan kata baku. Sedang korang yang berharga murah sangat kurang apabila kita lihat dari segi pengejaannya maupun etika penulisannya, dan masih banyak didalam berita menggunakan kata yang tidak baku.
Sumber :
2. Koran harian Pos kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar